tag:blogger.com,1999:blog-21271159710975513172024-03-08T07:26:31.752-08:00Ashabul FirdausAshabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-63855318895610943762012-02-16T19:23:00.001-08:002012-02-16T19:24:16.686-08:00MENGKUFURI SUAMI DAN HUKUM MAKSIAT DI JAMAN JAHILIYAHKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-20: Mengkufuri Suami, dan Kekufuran di Bawah Kekufuran<br />
<br />
Dalam bab ini terdapat riwayat Abu Said dari Nabi saw. (Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya sepotong dari hadits Ibnu Abbas yang akan disebutkan pada [16 - al-Kusuf / 8 - Bab])."<br />
<br />
Bab Ke-21: Kemaksiatan<br />
Termasuk Perbuatan Jahiliah, dan Pelakunya tidak Dianggap Kafir Kecuali Jika Disertai dengan Kemusyrikan, mengingat sabda Nabi saw.,<br />
"'Sesungguhnya kamu adalah orang yang ada sifat kejahiliahan dalam dirimu'."<br />
Dan firman Allah Ta'ala,<br />
'Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya'." (an-Nisaa: 48)Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-40151209807664760712012-02-16T19:09:00.001-08:002012-02-16T19:10:39.580-08:00SALAM SEBAGIAN DARI IMANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab ke-19: Salam Termasuk Bagian Dari Islam<br />
<br />
9.[*] Ammar berkata, "Ada tiga perkara yang barangsiapa yang dapat mengumpulkan ketiga hal itu dalam dirinya, maka ia telah dapat mengumpulkan keimanan secara sempurna. Yaitu,<br />
memperlakukan orang lain sebagaimana engkau suka dirimu diperlakukan oleh orang lain, memberi salam terhadap setiap orang (yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal), dan mengeluarkan infak di jalan Allah, meskipun hanya sedikit."<br />
<br />
(Saya [Al-Albani] mengisnadkan dalam bab ini hadits yang telah disebutkan di muka pada nomor 9 [bab 5]).<br />
―――――<br />
[*] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Iman (131) dengan sanad sahih dari Ammar secara mauquf. Lihat takhrijnya di dalam catatan kaki saya terhadap kitab Al-Kalimuth Thayyib nomor 142, terbitan Al-Maktabul-Islami.Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-56514362475195136472012-02-16T18:55:00.000-08:002012-02-16T18:55:23.749-08:00NIAT KEISLAMAN SESEORANGKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-18: Jika masuk Islam tidak dengan sebenar-benarnya tetapi karena ingin selamat atau karena takut dibunuh. Hal tersebut dapat terjadi, karena Allah telah berfirman, "Orang-orang Badui itu berkata, 'Kami telah beriman.' Katakanlah (wahai Muhammad), 'Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk." (al-Hujuurat: 14). Dan, jika masuk Islam dengan sebenar-benarnya, maka hal itu didasarkan pada firman Allah,<br />
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam" (Ali Imran: 19), "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu daripadanya."(Ali-Imran: 85)<br />
<br />
21. Dari Sa'ad r.a. bahwa<br />
Rasulullah saw. memberikan kepada sekelompok orang, dan Sa'ad sedang duduk, lalu Rasulullah saw meninggalkan seorang laki-laki (Beliau tidak memberinya, dan 2/131). Lelaki itu adalah orang yang paling menarik bagi saya (lalu saya berjalan menuju Rasulullah saw dan saya membisikkan kepadanya) lantas saya berkata,<br />
"wahai Rasulullah, ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya melihat dia seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang muslim." Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari Beliau itu mengalahkan saya, lalu saya ulangi perkataan saya. Saya katakan, "Ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya melihatnya sebagai sebagai seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang muslim".<br />
Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari Beliau mengalahkan saya, dan Rasulullah saw. mengulang kembali perkataannya. (Dan dalam satu riwayat disebutkan: kemudian Rasulullah saw. menepukkan tangannya diantara leher dan pundakku).<br />
Kemudian beliau bersabda,<br />
"(Kemarilah) wahai Sa'ad! Sesungguhnya saya memberikan kepada seorang laki-laki sedang orang lain lebih saya cintai daripada dia, karena saya takut ia dicampakkan oleh Allah ke dalam neraka."<br />
Abu Abdillah berkata,<br />
"Fakubkibuu 'dibolak-balik'. Mukibban, seseorang itu akabba apabila tindakannya tidak sampai menjadi kenyataan terhadap seseorang lainnya. Apabila tindakan itu terjadi dalam kenyataan, maka saya katakan,<br />
"Kabbahul-Laahu bi wajhihi 'Allah mencampakkan wajahnya', wa kababtuhu ana 'dan saya mencampakkannya'." [Abu Abdillah berkata, "Shalih bin Kaisan[*] lebih tua daripada az-Zuhri, dan dia telah mendapati Ibnu Umar" 2/132].<br />
―――――<br />
[*] Saya katakan, "Yakni yang disebutkan pada salah satu jalan periwayatan hadits ini."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-24620631609636267192012-02-16T18:32:00.001-08:002012-02-16T18:33:45.098-08:0040 TAHUN, UCAPANNYA ADALAH AL QURANBerkata Abdullah bin Mubarak<br />
Rahimahullahu Ta’ala :<br />
Saya berangkat menunaikan Haji<br />
ke Baitullah Al-Haram, lalu<br />
berziarah ke makam Rasulullah<br />
sallAllahu ‘alayhi wasallam.<br />
Ketika saya berada disuatu sudut<br />
jalan, tiba-tiba saya melihat<br />
sesosok tubuh berpakaian yang<br />
dibuat dari bulu. Ia adalah<br />
seorang ibu yang sudah tua.<br />
Saya berhenti sejenak seraya<br />
mengucapkan salam untuknya.<br />
Terjadilah dialog dengannya<br />
beberapa saat.<br />
Dalam dialog tersebut wanita tua<br />
itu , setiap kali menjawab<br />
pertanyaan Abdulah bin<br />
Mubarak, dijawab dengan<br />
menggunakan ayat-ayat Al-<br />
Qur’an. Walaupun jawabannya<br />
tidak tepat sekali, akan tetapi<br />
cukup memuaskan, karena tidak<br />
terlepas dari konteks pertanyaan<br />
yang diajukan kepadanya.<br />
Abdullah : “Assalamu’alaikum<br />
warahma wabarakaatuh.”<br />
Wanita tua : “Salaamun qoulan<br />
min robbi rohiim.” (QS. Yaasin :<br />
58) (artinya : “Salam sebagai<br />
ucapan dari Tuhan Maha Kasih”)<br />
Abdullah : “Semoga Allah<br />
merahmati anda, mengapa anda<br />
berada di tempat ini?”<br />
Wanita tua : “Wa man<br />
yudhlilillahu fa la<br />
hadiyalahu.” (QS : Al-A’raf :<br />
186 ) (“Barang siapa disesatkan<br />
Allah, maka tiada petunjuk<br />
baginya”)<br />
Dengan jawaban ini, maka<br />
tahulah saya, bahwa ia tersesat<br />
jalan.<br />
Abdullah : “Kemana anda<br />
hendak pergi?”<br />
Wanita tua : “Subhanalladzi asra<br />
bi ‘abdihi lailan minal masjidil<br />
haraami ilal masjidil aqsa.” (QS.<br />
Al-Isra’ : 1) (“Maha suci Allah<br />
yang telah menjalankan<br />
hambanya di waktu malam dari<br />
masjid haram ke masjid aqsa”)<br />
Dengan jawaban ini saya jadi<br />
mengerti bahwa ia sedang<br />
mengerjakan haji dan hendak<br />
menuju ke masjidil Aqsa.<br />
Abdullah : “Sudah berapa lama<br />
anda berada di sini?”<br />
Wanita tua : “Tsalatsa layaalin<br />
sawiyya” (QS. Maryam : 10)<br />
(“Selama tiga malam dalam<br />
keadaan sehat”)<br />
Abdullah : “Apa yang anda<br />
makan selama dalam<br />
perjalanan?”<br />
Wanita tua : “Huwa yut’imuni wa<br />
yasqiin.” (QS. As-syu’ara’ : 79)<br />
(“Dialah pemberi aku makan dan<br />
minum”)<br />
Abdullah : “Dengan apa anda<br />
melakukan wudhu?”<br />
Wanita tua : “Fa in lam tajidu<br />
maa-an fatayammamu sha’idan<br />
thoyyiban” (QS. Al-Maidah : 6)<br />
(“Bila tidak ada air bertayamum<br />
dengan tanah yang bersih”)<br />
Abdulah : “Saya mempunyai<br />
sedikit makanan, apakah anda<br />
mau menikmatinya?”<br />
Wanita tua : “Tsumma atimmus<br />
shiyaama ilallaiil.” (QS. Al-<br />
Baqarah : 187) (“Kemudian<br />
sempurnakanlah puasamu<br />
sampai malam”)<br />
Abdullah : “Sekarang bukan<br />
bulan Ramadhan, mengapa anda<br />
berpuasa?”<br />
Wanita tua : “Wa man<br />
tathawwa’a khairon fa innallaaha<br />
syaakirun ‘aliim.” (QS. Al-<br />
Baqarah : 158) (“Barang siapa<br />
melakukan sunnah lebih baik”)<br />
Abdullah : “Bukankah<br />
diperbolehkan berbuka ketika<br />
musafir?”<br />
Wanita tua : “Wa an tashuumuu<br />
khoirun lakum in kuntum<br />
ta’lamuun.” (QS. Al-Baqarah :<br />
184) (“Dan jika kamu puasa itu<br />
lebih utama, jika kamu<br />
mengetahui”)<br />
Abdullah : “Mengapa anda tidak<br />
menjawab sesuai dengan<br />
pertanyaan saya?”<br />
Wanita tua : “Maa yalfidhu min<br />
qoulin illa ladaihi roqiibun<br />
‘atiid.” (QS. Qaf : 18) (“Tiada satu<br />
ucapan yang diucapkan, kecuali<br />
padanya ada Raqib Atid”)<br />
Abdullah : “Anda termasuk jenis<br />
manusia yang manakah, hingga<br />
bersikap seperti itu?”<br />
Wanita tua : “Wa la taqfu ma<br />
laisa bihi ilmun. Inna sam’a wal<br />
bashoro wal fuaada, kullu<br />
ulaaika kaana ‘anhu<br />
mas’ula.” (QS. Al-Isra’ : 36)<br />
(“Jangan kamu ikuti apa yang<br />
tidak kamu ketahui, karena<br />
pendengaran, penglihatan dan<br />
hati, semua akan dipertanggung<br />
jawabkan”)<br />
Abdullah : “Saya telah berbuat<br />
salah, maafkan saya.”<br />
Wanita tua : “Laa tastriiba<br />
‘alaikumul yauum, yaghfirullahu<br />
lakum.” (QS.Yusuf : 92) (“Pada<br />
hari ini tidak ada cercaan untuk<br />
kamu, Allah telah mengampuni<br />
kamu”)<br />
Abdullah : “Bolehkah saya<br />
mengangkatmu untuk naik ke<br />
atas untaku ini untuk<br />
melanjutkan perjalanan, karena<br />
anda akan menjumpai kafilah<br />
yang di depan.”<br />
Wanita tua : “Wa maa taf’alu<br />
min khoirin ya’lamhullah.” (QS<br />
Al-Baqoroh : 197) (“Barang siapa<br />
mengerjakan suatu kebaikan,<br />
Allah mengetahuinya”)<br />
Lalu wanita tua ini berpaling dari<br />
untaku, sambil berkata :<br />
Wanita tua : “Qul lil mu’miniina<br />
yaghdudhu min<br />
abshoorihim.” (QS. An-Nur : 30)<br />
(“Katakanlah pada orang-orang<br />
mukminin tundukkan pandangan<br />
mereka”)<br />
Maka saya pun memejamkan<br />
pandangan saya, sambil<br />
mempersilahkan ia mengendarai<br />
untaku. Tetapi tiba-tiba<br />
terdengar sobekan pakaiannya,<br />
karena unta itu terlalu tinggi<br />
baginya. Wanita itu berucap lagi.<br />
Wanita tua : “Wa maa<br />
ashobakum min mushibatin fa<br />
bimaa kasabat aidiikum.” (QS.<br />
Asy-Syura’ 30) (“Apa saja yang<br />
menimpa kamu disebabkan<br />
perbuatanmu sendiri”)<br />
Abdullah : “Sabarlah sebentar,<br />
saya akan mengikatnya terlebih<br />
dahulu.”<br />
Wanita tua : “Fa fahhamnaaha<br />
sulaiman.” (QS. Anbiya’ 79)<br />
(“Maka kami telah memberi<br />
pemahaman pada nabi<br />
Sulaiman”)<br />
Selesai mengikat unta itu saya<br />
pun mempersilahkan wanita tua<br />
itu naik.<br />
Abdullah : “Silahkan naik<br />
sekarang.”<br />
Wanita tua : “Subhaanalladzi<br />
sakhkhoro lana hadza wa ma<br />
kunna lahu muqriniin, wa inna<br />
ila robbinaa munqolibuun.” (QS.<br />
Az-Zukhruf : 13-14) (“Maha suci<br />
Tuhan yang telah menundukkan<br />
semua ini pada kami sebelumnya<br />
tidak mampu menguasainya.<br />
Sesungguhnya kami akan<br />
kembali pada tuhan kami”)<br />
Saya pun segera memegang tali<br />
unta itu dan melarikannya<br />
dengan sangat kencang. Wanita<br />
tua itu berkata lagi.<br />
Wanita tua : “Waqshid fi masyika<br />
waghdud min shoutik” (QS.<br />
Lukman : 19) (“Sederhanakan<br />
jalanmu dan lunakkanlah<br />
suaramu”)<br />
Lalu jalannya unta itu saya<br />
perlambat, sambil<br />
mendendangkan beberapa syair,<br />
Wanita tua itu berucap.<br />
Wanita tua : “Faqraa-u maa<br />
tayassara minal qur’aan” (QS. Al-<br />
Muzammil : 20) (“Bacalah apa-<br />
apa yang mudah dari Al-<br />
Qur’an”)<br />
Abdullah : “Sungguh anda telah<br />
diberi kebaikan yang banyak.”<br />
Wanita tua : “Wa maa<br />
yadzdzakkaru illa uulul<br />
albaab.” (QS Al-Baqoroh : 269)<br />
(“Dan tidaklah mengingat Allah<br />
itu kecuali orang yang berilmu”)<br />
Dalam perjalanan itu saya<br />
bertanya kepadanya.<br />
Abdullah : “Apakah anda<br />
mempunyai suami?”<br />
Wanita tua : “Laa tas-alu ‘an asy<br />
ya-a in tubda lakum<br />
tasu’kum” (QS. Al-Maidah : 101)<br />
(“Jangan kamu menanyakan<br />
sesuatu, jika itu akan<br />
menyusahkanmu”)<br />
Ketika berjumpa dengan kafilah<br />
di depan kami, saya bertanya<br />
kepadanya.<br />
Abdullah : “Adakah orang anda<br />
berada dalam kafilah itu?”<br />
Wanita tua : “Al-maalu wal<br />
banuuna zinatul hayatid<br />
dunya.” (QS. Al-Kahfi : 46)<br />
(“Adapun harta dan anak-anak<br />
adalah perhiasan hidup di<br />
dunia”)<br />
Baru saya mengerti bahwa ia<br />
juga mempunyai anak.<br />
Abdullah : “Bagaimana keadaan<br />
mereka dalam perjalanan ini?”<br />
Wanita tua : “Wa alaamatin<br />
wabin najmi hum<br />
yahtaduun” (QS. An-Nahl : 16)<br />
(“Dengan tanda bintang-bintang<br />
mereka mengetahui petunjuk”)<br />
Dari jawaban ini dapat saya<br />
fahami bahwa mereka datang<br />
mengerjakan ibadah haji<br />
mengikuti beberapa petunjuk.<br />
Kemudian bersama wanita tua ini<br />
saya menuju perkemahan.<br />
Abdullah : “Adakah orang yang<br />
akan kenal atau keluarga dalam<br />
kemah ini?”<br />
Wanita tua : “Wattakhodzallahu<br />
ibrohima khalilan” (QS. An-<br />
Nisa’ : 125) (“Kami jadikan<br />
ibrahim itu sebagai yang<br />
dikasihi”) “Wakallamahu musa<br />
takliima” (QS. An-Nisa’ : 146)<br />
(“Dan Allah berkata-kata kepada<br />
Musa”) “Ya yahya khudil kitaaba<br />
biquwwah” (QS. Maryam : 12)<br />
(“Wahai Yahya pelajarilah alkitab<br />
itu sungguh-sungguh”)<br />
Lalu saya memanggil nama-<br />
nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya<br />
Yahya, maka keluarlah anak-<br />
anak muda yang bernama<br />
tersebut. Wajah mereka tampan<br />
dan ceria, seperti bulan yang<br />
baru muncul. Setelah tiga anak<br />
ini datang dan duduk dengan<br />
tenang maka berkatalah wanita<br />
itu.<br />
Wanita tua : “Fab’atsu ahadaku<br />
bi warikikum hadzihi ilal<br />
madiinati falyandzur ayyuha<br />
azkaa tho’aaman fal ya’tikum bi<br />
rizkin minhu.” (QS. Al-Kahfi : 19)<br />
(“Maka suruhlah salah seorang<br />
dari kamu pergi ke kota dengan<br />
membawa uang perak ini, dan<br />
carilah makanan yang lebih baik<br />
agar ia membawa makanan itu<br />
untukmu”)<br />
Maka salah seorang dari tiga<br />
anak ini pergi untuk membeli<br />
makanan, lalu menghidangkan di<br />
hadapanku, lalu perempuan tua<br />
itu berkata :<br />
Wanita tua : “Kuluu wasyrobuu<br />
hanii’an bima aslaftum fil ayyamil<br />
kholiyah” (QS. Al-Haqqah : 24)<br />
(“Makan dan minumlah kamu<br />
dengan sedap, sebab amal-amal<br />
yang telah kamu kerjakan di<br />
hari-hari yang telah lalu”)<br />
Abdullah : “Makanlah kalian<br />
semuanya makanan ini. Aku<br />
belum akan memakannya<br />
sebelum kalian mengatakan<br />
padaku siapakah perempuan ini<br />
sebenarnya.”<br />
Ketiga anak muda ini secara<br />
serempak berkata :<br />
“Beliau adalah orang tua<br />
kami. Selama empat puluh<br />
tahun beliau hanya berbicara<br />
mempergunakan ayat-ayat Al-<br />
Qur’an, hanya karena<br />
khawatir salah bicara.”<br />
Maha suci zat yang maha kuasa<br />
terhadap sesuatu yang<br />
dikehendakinya. Akhirnya saya<br />
pun berucap :<br />
“Fadhluhu yu’tihi man yasyaa’<br />
Wallaahu dzul fadhlil<br />
adhiim.” (QS. Al-Hadid : 21)<br />
(“Karunia Allah yang<br />
diberikan kepada orang yang<br />
dikehendakinya, Allah adalah<br />
pemberi karunia yang besar”)<br />
[Disarikan oleh: DHB Wicaksono,<br />
dari kitab Misi Suci Para Sufi,<br />
Sayyid Abubakar bin Muhammad<br />
Syatha, hal. 161-168]Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-24967300223061479852012-02-16T11:55:00.000-08:002012-02-16T11:55:16.515-08:00IMAN TERWUJUD DALAM AMAL PERBUATANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-17: Orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya keimanan itu adalah amal perbuatan, berdasarkan pada firman Allah Ta'ala, "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan (dalam kehidupan)." (az-Zukhruf: 72)<br />
<br />
8.[*] Ada beberapa orang dari golongan ahli ilmu agama mengatakan bahwa apa yang difirmankan oleh Allah Ta'ala dalam surah al-Hijr ayat 92-93,<br />
"Fawarabbika lanas-alannahum ajma'iina 'ammaa kaanuu ya'maluuna" 'Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu', adalah tentang kalimat "laa ilaaha illallaah" 'Tiada Tuhan selain Allah'.<br />
Dan firman Allah, "Limitsli haadzaa falya'malil 'aamiluun" 'Untuk kemenangan semacam ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja'." (ash-Shaaffat: 61)<br />
<br />
20. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. ditanya, "Apakah amal yang paling utama?"<br />
Beliau menjawab, "Iman kepada Allah dan Rasul- Nya."<br />
Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?"<br />
Beliau menjawab, "Jihad (berjuang) di jalan Allah." Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?"<br />
Beliau menjawab, "Haji yang mabrur."<br />
―――――<br />
[*] Al-Hafizh berkata, "Di antaranya adalah Anas, yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lain-lainnya, tetapi di dalam isnadnya terdapat kelemahan. Dan di antaranya lagi Ibnu Umar sebagaimana disebutkan dalam Tafsir ath-Thabari dan kitab Ad- Du'a karya ath-Thabrani. Dan di antaranya lagi adalah Mujahid sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Abdur Razzaq, dan lain- lainnya."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-18620997903755627052012-02-16T02:32:00.001-08:002012-02-16T02:32:54.720-08:00PERINTAH MENGISLAMKAN MANUSIAKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-16: Firman Allah "Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan." (at-Taubah: 5)<br />
<br />
19. Ibnu Umar ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,<br />
"Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan memberikan zakat.<br />
Apabila mereka telah melakukan itu, maka terpelihara daripadaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam, dan hisab mereka atas Allah."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-45752501711468825232012-02-16T00:02:00.003-08:002012-02-16T00:02:17.994-08:00MALU SEBAGIAN DARI IMANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-15: Malu Termasuk Bagian dari Iman<br />
<br />
18. Salim bin Abdullah dari ayahnya, mengatakan bahwa Rasulullah saw lewat pada seorang Anshar yang sedang memberi nasihat (dalam riwayat lain: menyalahkan 7/100) saudaranya perihal malu. (Ia berkata, "Sesungguhnya engkau selalu merasa malu", seakan-akan ia berkata, "Sesungguhnya malu itu membahayakanmu.")<br />
Lalu, Rasulullah saw. bersabda, "Biarkan dia, karena malu itu sebagian dari iman."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-38358451801040268642012-02-15T21:57:00.001-08:002012-02-15T21:57:25.145-08:00KEUTAMAAN AHLUL IMANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-14: Kelebihan Ahli Iman dalam Amal Perbuatan<br />
<br />
17. Abu Said al-Khudri berkata,<br />
"Rasulullah saw bersabda,<br />
'Ketika aku tidur, aku bermimpi manusia. Diperlihatkan kepadaku mereka memakai bermacam-macam baju, ada yang sampai susu, dan ada yang (sampai 4/201) di bawah itu. Umar bin Khaththab diperlihatkan juga kepadaku dan ia memakai baju yang ditariknya.'<br />
Mereka berkata, 'Apakah takwilnya, wahai Rasulullah?'<br />
Nabi bersabda, 'Agama.'"Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-87939821909955705162012-02-15T21:50:00.001-08:002012-02-15T21:50:01.581-08:00BENCI PADA KEKUFURANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-13: Barangsiapa yang Benci untuk Kembali kepada Kekufuran Sebagaimana Kebenciannya jika Dilemparkan ke dalam Neraka adalah Termasuk Keimanan<br />
<br />
(Imam Bukhari mengisnadkan dalam bab ini hadits Anas yang telah disebutkan pada nomor 13).Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-51207409333172272242012-02-15T21:43:00.001-08:002012-02-15T21:43:59.341-08:00PENGETAHUAN TENTANG MAKRIFATKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-12: Sabda Nabi Saw.,<br />
"Aku lebih tahu di antara kamu semua tentang Allah"[*], dan bahwa pengetahuan (ma'rifah ) ialah perbuatan hati sebagaimana firman Allah, "Walaakin yuaakhidzukum bimaa kasabat quluubukum 'Tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) dalam hatimu'." (al-Baqarah: 225)<br />
<br />
16. Aisyah r.a. berkata, "Apabila Rasulullah saw. menyuruh mereka, maka beliau menyuruh untuk beramal sesuai dengan kemampuan. Mereka berkata,<br />
'Sesungguhnya kami tidak seperti keadaan engkau wahai Rasulullah, karena Allah telah mengampuni engkau terhadap dosa yang terdahulu dan terkemudian.'<br />
Lalu beliau marah hingga kemarahan itu diketahui (tampak) di wajah beliau. Kemudian beliau bersabda,<br />
'Sesungguhnya orang yang paling takwa dan paling kenal tentang Allah dari kamu sekalian adalah saya.'"<br />
<br />
―――――<br />
[*] Ini adalah potongan dari hadits Aisyah yang akan datang dalam bab ini secara maushul.Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-1023686227272136302012-02-15T20:06:00.001-08:002012-02-15T20:07:29.400-08:00MENGHINDARI FITNAHKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke- 11: Lari dari Berbagai Macam Fitnah adalah Sebagian dan Agama<br />
<br />
(Imam Bukhari mengisnadkan dalam bab ini hadits Abu Sa'id al-Khudri yang akan datang kalau ada izin Allah dalam Al-Manaqib 61/25 - Bab")Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-6037150698138238722012-02-15T19:57:00.001-08:002012-02-15T19:58:27.127-08:00BAI'AT KEIMANANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-10: Baiat Sahabat<br />
<br />
15. Dari Ubadah bin Shamit r.a - Ia adalah orang yang menyaksikan yakni ikut bertempur dalam Perang Badar (bersama Rasulullah saw. 4/251).<br />
Ia adalah salah seorang yang menjadi kepala rombongan pada malam baiat Aqabah - (dan dari jalan lain: Sesungguhnya aku adalah salah satu kepala rombongan yang dibaiat oleh Rasulullah saw.) bahwa Rasulullah saw. bersabda dan di sekeliling beliau ada beberapa orang sahabatnya (Dalam riwayat lain: ketika itu kami berada di sisi Nabi saw dalam suatu majelis 8/15) [dalam suatu rombongan, lalu beliau bersabda 8/18, "Kemarilah kalian"],<br />
"Berbaiatlah kamu kepadaku (dalam riwayat lain: Kubaiat kamu sekalian) untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak membunuh anak-anakmu (dan kamu tidak akan merampas). Jangan kamu bawa kebohongan yang kamu buat-buat antara kaki dan tanganmu, dan janganlah kamu mendurhakai(ku) dalam kebaikan. Barangsiapa di antara kamu yang menepatinya, maka pahalanya atas Allah. Barangsiapa yang melanggar sesuatu dari itu dan dia dihukum (karenanya) di dunia, maka hukuman itu sebagai tebusannya (dan penyuci dirinya). Dan, barangsiapa yang melanggar sesuatu dari semua itu kemudian ditutupi oleh Allah (tidak terkena hukuman), maka hal itu terserah Allah. Jika Dia menghendaki, maka Dia memaafkannya. Dan, jika Dia menghendaki, maka Dia akan menghukumnya." (Ubadah berkata), "Maka kami berbaiat atas hal itu."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-6647291428839323552012-02-15T18:20:00.001-08:002012-02-15T18:26:29.808-08:00CINTA SAHABAT ANSHARKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-9: Tanda Keimanan Ialah Mencintai Kaum Anshar<br />
<br />
14. Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw bersabda, "Tanda iman adalah mencintai orang-orang Anshar dan tanda munafik adalah membenci orang-orang Anshar"Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-55418483818425870412012-02-15T17:50:00.001-08:002012-02-15T17:50:45.037-08:00MANIS LEZATNYA IMANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-8: Manisnya Iman<br />
<br />
13. Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia mendapat manisnya iman yaitu:<br />
1. Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya,<br />
2. Mencintai seseorang hanya karena Allah, dan<br />
3. Dia benci untuk kembali ke dalam kekafiran (1/11) sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-18402601922512378772012-02-15T17:43:00.001-08:002012-02-15T17:43:04.200-08:00CINTA RASULULLAH ADALAH TANDA KEIMANANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-7: Mencintai Rasulullah saw. Termasuk Keimanan<br />
<br />
11. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya (kekuasaan-Nya), salah seorang di antara kamu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya."<br />
<br />
12. Anas r.a. berkata, "Nabi saw bersabda, 'Salah seorang diantaramu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.'"Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-64734223244610119312012-02-15T17:37:00.001-08:002012-02-15T17:37:00.413-08:00KASIH SAYANG TANDA KEIMANANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-6: Termasuk Iman Ialah Apabila Seseorang Itu Mencintai Saudaranya (Sesama Muslim) Sebagaimana Dia Mencintai Dirinya Sendiri<br />
<br />
10. Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Tidak beriman salah seorang diantaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-43313973914992452732012-02-15T17:33:00.001-08:002012-02-15T17:33:08.719-08:00MEMBERI MAKAN DAN SALAMKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-5: Memberikan<br />
Makanan Itu Termasuk Ajaran Islam<br />
<br />
9. Abdullah bin Amr r.a.<br />
mengatakan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., "Islam manakah yang lebih baik?" Beliau bersabda, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan salam atas orang yang kamu kenal dan tidak kamu kenal."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-28196570877235979232012-02-15T17:28:00.003-08:002012-02-15T17:28:22.561-08:00MUSLIM YANG PALING UTAMAKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-4: Islam Manakah yang Lebih Utama?<br />
<br />
8. Abu Musa r.a. berkata, "Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?' Beliau menjawab, 'Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya. "'Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-48484225809733272592012-02-15T17:23:00.003-08:002012-02-15T17:23:20.454-08:00MUSLIM SEJATIKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-3: Orang Islam Itu Ialah Seseorang yang Orang-Orang Islam Lain Selamat dari Ucapan lisannya dan Perbuatan Tangannya<br />
<br />
7. Abdullah bin Umar r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah."Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-76037404580620849102012-02-15T17:16:00.001-08:002012-02-15T17:16:44.676-08:00CABANG IMANKITAB IMAN<br />
<br />
Bab Ke-2: Perkara-Perkara Iman dan firman Allah,<br />
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan.<br />
Tetapi, sesungguhnya<br />
kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada<br />
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,<br />
penderitaan, dan peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. "(al-Baqarah: 177).<br />
Dan firman Allah,<br />
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman." (al-Mu'minuun: 1)<br />
<br />
6. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Iman itu ada enam puluh lebih cabangnya, dan malu adalah salah satu cabang iman."[*]<br />
<br />
―――――<br />
[*] Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya dengan lafal Sab'uuna 'tujuh puluh', dan inilah yang kuat menurut pendapat saya, mengikuti pendapat Al-Qadhi Iyadh dan lainnya, sebagaimana telah saya jelaskan dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (17).Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-36790554512864466552012-02-15T17:05:00.001-08:002012-02-15T17:05:24.743-08:00RUKUN IMANBab IMAN<br />
<br />
6.[*] Ibnu Abbas berkata dalam menafsiri lafadz "Syir'atan wa minhaajan", yaitu jalan yang lempang (lurus) dan sunnah.<br />
<br />
7.[**] "Doamu adalah<br />
keimananmu sebagaimana firman Allah Ta'ala yang artinya,<br />
"Katakanlah, Tuhanku tidak mengindahkan (memperdulikan) kamu, melainkan kalau ada imanmu." (al-Furqan: 77).<br />
Arti doa menurut bahasa adalah iman.<br />
<br />
5. Ibnu Umar berkata,<br />
"Rasulullah saw bersabda, 'Islam dibangun di atas lima dasar:<br />
1). Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Allah;<br />
2). menegakkan shalat;<br />
3). Membayar zakat;<br />
4). Haji ; dan<br />
5). Puasa pada bulan Ramadhan.'"<br />
<br />
―――――<br />
[*] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq di dalam Tafsirnya dengan sanad sahih darinya (Ibnu Abbas).<br />
<br />
[**] Di-maushul-kan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas juga.Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-19487795882722013462012-02-15T16:51:00.001-08:002012-02-15T16:51:36.314-08:00BERTAMBAHNYA IMANBab IMAN<br />
<br />
2.[*] Mu'adz pernah berkata kepada kawan-kawannya, "Duduklah di sini bersama kami sesaat untuk menambah keimanan kita."<br />
<br />
3.[**] Ibnu Mas'ud berkata, "Yakin adalah keimanan yang menyeluruh."<br />
<br />
4.[***] Ibnu Umar berkata, "Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat takwa yang sebenarnya kecuali ia dapat meninggalkan apa saja yang dirasa tidak enak dalam hati."<br />
<br />
5.[****] Mujahid berkata, "Syara'a lakum" (Dia telah mensyariatkan bagi kamu) (asy-Syuura: 13), berarti, "Kami telah mewasiatkan kepadamu wahai Muhammad, juga kepadanya[*****] untuk memeluk satu macam agama."<br />
<br />
―――――<br />
[*] Di-maushul-kan juga oleh Ibnu Abi Syaibah nomor 105 dan 107, dan oleh Abu Ubaid al- Qasim bin Salam dalam Al-Iman juga nomor 30 dengan pentahkikan saya dengan sanad yang sahih. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad.<br />
<br />
[**] Di-maushul-kan oleh Thabrani dengan sanad sahih dari Ibnu Mas'ud secara mauquf, dan diriwayatkan secara marfu' tetapi tidak sah, sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh.<br />
<br />
[***] Al-Hafizh tidak memandangnya maushul. Akan tetapi, hadits yang semakna dengan ini terdapat di dalam Shahih Muslim dan lainnya dari hadits an-Nawwas secara marfu. Silakan Anda periksa kalau mau di dalam kitab saya Shahih al- Jami' ash-Shaghir (2877).<br />
<br />
[****] Di-maushul-kan oleh Abd bin Humaid darinya.<br />
<br />
[*****] Yakni Nuh a.s. sebagaimana disebutkan dalam konteks ayat, "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama-Nya) orang yang kembali (kepada- Nya). " (asy-Syuura: 13)Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-61483069382409610012012-02-15T16:34:00.003-08:002012-02-15T16:34:55.083-08:001.[2] Umar bin Abdul Aziz<br />
menulis surat kepada Adi bin Adi sebagai berikut, "Sesungguhnya keimanan itu mempunyai<br />
beberapa kefardhuan (kewajiban), syariat, had (yakni batas/hukum), dan sunnah.<br />
Barangsiapa mengikuti semuanya itu maka keimanannya telah sempurna. Dan barangsiapa tidak mengikutinya secara sempurna, maka keimanannya tidak sempurna. Jika saya masih hidup, maka hal-hal itu akan kuberikan kepadamu semua, sehingga kamu dapat mengamalkan secara sepenuhnya. Tetapi, jika saya mati, maka tidak terlampau berkeinginan untuk menjadi sahabatmu."<br />
Nabi Ibrahim a.s. pernah berkata dengan mengutip firman Allah, "Walakin liyathma-inna qalbii" 'Agar hatiku tetap mantap [dengan imanku]'. (al-Baqarah: 260)<br />
<br />
――――――<br />
[2] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Kitab al-Iman nomor 135 dengan pentahkikan saya, dan sanadnya adalah sahih. Ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Iman sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh.Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-3212281099812587952012-02-15T10:41:00.001-08:002012-02-15T10:41:18.783-08:002. KITAB IMANKITAB IMAN Bab Ke-1:<br />
<br />
Sabda Nabi saw., "Islam itu didirikan atas lima perkara."[Ini adalah potongan dari hadits Ibnu Umar, yang di-maushul-kan oleh penyusun (Imam Bukhari) dalam bab ini.]<br />
<br />
Iman itu adalah ucapan dan perbuatan. Ia dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Allah Ta'ala berfirman yang artinya,<br />
"Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (al-Fath: 4),<br />
"Kami tambahkan kepada mereka petunjuk."(al-Kahfi: 13),<br />
"Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk." (Maryam: 76),<br />
"Orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya." (Muhammad: 17),<br />
"Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya" (al-Muddatstsir: 31),<br />
"Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya." (at-Taubah: 124),<br />
"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka." (Ali Imran: 173), dan<br />
"Yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan (kepada Allah)." (al-Ahzab: 22)<br />
Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah adalah sebagian dari keimanan.Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2127115971097551317.post-21016527625633729692012-02-15T09:13:00.002-08:002012-02-15T09:18:41.509-08:00Kitab Permulaan Turunnya WahyuBab Bagaimana Permulaan<br />
Turunnya Wahyu kepada<br />
Rasulullah saw. dan Firman<br />
Allah Ta'ala, "Sesungguhnya<br />
Kami telah memberikan<br />
wahyu kepada Nuh dan nabi-<br />
nabi yang kemudiannya."<br />
l. Dari Alqamah bin Waqash al-<br />
Laitsi, ia berkata, "Saya<br />
mendengar Umar ibnul<br />
Khaththab r.a. (berpidato 8/59)<br />
di atas mimbar, 'Saya mendengar<br />
Rasulullah saw. bersabda,<br />
'(Wahai manusia), sesungguhnya<br />
amal-amal itu hanyalah dengan<br />
niatnya (dalam satu riwayat:<br />
amal itu dengan niat 6/118) dan<br />
bagi setiap orang hanyalah<br />
sesuatu yang diniatkannya.<br />
Barangsiapa yang hijrahnya<br />
(kepada Allah dan Rasul Nya,<br />
maka hijrahnya kepada Allah<br />
dan Rasul Nya. Dan, barangsiapa<br />
yang hijrahnya 1/20) kepada<br />
dunia, maka ia akan<br />
mendapatkannya. Atau, kepada<br />
wanita yang akan dinikahinya<br />
(dalam riwayat lain:<br />
mengawininya 3/119), maka<br />
hijrahnya itu kepada sesuatu<br />
yang karenanya ia hijrah."<br />
2. Aisyah r.a. mengatakan bahwa<br />
Harits bin Hisyam r.a. bertanya<br />
kepada Rasulullah saw., "Wahai<br />
Rasulullah, bagaimana<br />
datangnya wahyu kepada<br />
engkau?" Rasulullah saw.<br />
menjawab, "Kadang-kadang<br />
wahyu itu datang kepadaku<br />
bagaikan gemerincingnya<br />
lonceng, dan itulah yang paling<br />
berat atasku. Lalu, terputus<br />
padaku dan saya telah hafal<br />
darinya tentang apa yang<br />
dikatakannya. Kadang-kadang<br />
malaikat berubah rupa sebagai<br />
seorang laki-laki datang<br />
kepadaku, lalu ia berbicara<br />
kepadaku, maka saya hafal apa<br />
yang dikatakannya." Aisyah r.a.<br />
berkata, "Sungguh saya melihat<br />
beliau ketika turun wahyu<br />
kepada beliau pada hari yang<br />
sangat dingin dan wahyu itu<br />
terputus dari beliau sedang dahi<br />
beliau mengalirkan keringat"<br />
3. Aisyah r.a. berkata, "[Adalah<br />
6/871] yang pertama (dari<br />
wahyu) kepada Rasulullah saw.<br />
adalah mimpi yang baik di dalam<br />
tidur. Beliau tidak pernah<br />
bermimpi melainkan akan<br />
menjadi kenyataan seperti<br />
merekahnya cahaya subuh.<br />
Kemudian beliau gemar<br />
bersunyi. Beliau sering bersunyi<br />
di Gua Hira. Beliau beribadah di<br />
sana, yakni beribadah beberapa<br />
malam sebelum rindu kepada<br />
keluarga beliau, dan mengambil<br />
bekal untuk itu. Kemudian beliau<br />
pulang kepada Khadijah. Beliau<br />
mengambil bekal seperti<br />
biasanya sehingga datanglah<br />
kepadanya (dalam riwayat lain<br />
disebutkan: maka datanglah<br />
kepadanya) kebenaran. Ketika<br />
beliau ada di Gua Hira,<br />
datanglah malaikat (dalam<br />
nomor 8/67) seraya berkata,<br />
'Bacalah!' Beliau berkata,<br />
'Sungguh saya tidak dapat<br />
membaca. Ia mengambil dan<br />
mendekap saya sehingga saya<br />
lelah. Kemudian ia melepaskan<br />
saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!'<br />
Maka, saya berkata, 'Sungguh<br />
saya tidak dapat membaca:' Lalu<br />
ia mengambil dan mendekap<br />
saya yang kedua kalinya,<br />
kemudian ia melepaskan saya,<br />
lalu ia berkata, 'Bacalah!' Maka,<br />
saya berkata, 'Sungguh saya<br />
tidak bisa membaca' Lalu ia<br />
mengambil dan mendekap saya<br />
yang ketiga kalinya, kemudian ia<br />
melepaskan saya. Lalu ia<br />
membacakan, "Iqra' bismi<br />
rabbikalladzi khalaq. Khalaqal<br />
insaana min'alaq. Iqra'<br />
warabbukal akram. Alladzii<br />
'allama bil qalam. 'Allamal<br />
insaana maa lam ya'lam.<br />
'Bacalah dengan menyebut<br />
nama Tuhanmu Yang<br />
Menciptakan. Dia telah<br />
menciptakan manusia dari<br />
segumpal darah. Bacalah, dan<br />
Tuhanmulah Yang Paling<br />
Pemurah. Yang mengajar<br />
manusia dengan perantaraan<br />
kalam. Dia mengajarkan kepada<br />
manusia apa yang tidak<br />
diketahuinya. Lalu Rasulullah<br />
saw. pulang dengan membawa<br />
ayat itu dengan perasaan hati<br />
yang goncang (dalam satu<br />
riwayat: dengan tubuh gemetar).<br />
Lalu, beliau masuk menemui<br />
Khadijah binti Khuwailid, lantas<br />
beliau bersabda, 'Selimutilah<br />
saya, selimutilah saya!' Maka,<br />
mereka menyelimuti beliau<br />
sehingga keterkejutan beliau<br />
hilang. Beliau bersabda dan<br />
menceritakan kisah itu kepada<br />
Khadijah, 'Sungguh saya takut<br />
atas diriku.' Lalu Khadijah<br />
berkata kepada beliau, 'Jangan<br />
takut (bergembiralah, maka)<br />
demi Allah, Allah tidak akan<br />
menyusahkan engkau<br />
selamanya. (Maka demi Allah),<br />
sesungguhnya engkau suka<br />
menyambung persaudaraan (dan<br />
berkata benar), menanggung<br />
beban dan berusaha membantu<br />
orang yang tidak punya,<br />
memuliakan tamu, dan<br />
menolong penegak kebenaran.'<br />
Kemudian Khadijah membawa<br />
beliau pergi kepada Waraqah bin<br />
Naufal bin Asad bin Abdul Uzza<br />
(bin Qushai, dan dia adalah)<br />
anak paman Khadijah. Ia<br />
(Waraqah) adalah seorang yang<br />
memeluk agama Nasrani pada<br />
zaman jahiliah. Ia dapat menulis<br />
tulisan Ibrani, dan ia menulis Injil<br />
dengan bahasa Ibrani (dalam<br />
satu riwayat: kitab berbahasa<br />
Arab. dan dia menulis Injil<br />
dengan bahasa Arab) akan apa<br />
yang dikehendaki Allah untuk<br />
ditulisnya. Ia seorang yang sudah<br />
sangat tua dan tunanetra.<br />
Khadijah berkata, Wahai putra<br />
pamanku, dengarkanlah putra<br />
saudaramu!' Lalu Waraqah<br />
berkata kepada beliau, Wahai<br />
putra saudaraku, apakah yang<br />
engkau lihat?' Lantas Rasulullah<br />
saw: menceritakan kepadanya<br />
tentang apa yang beliau lihat.<br />
Lalu Waraqah berkata kepada<br />
beliau, 'Ini adalah wahyu yang<br />
diturunkan Allah kepada Musa!<br />
Wahai sekiranya saya masih<br />
muda, sekiranya saya masih<br />
hidup ketika kaummu<br />
mengusirmu....' Lalu Rasulullah<br />
saw. bertanya, 'Apakah mereka<br />
akan mengusir saya?' Waraqah<br />
menjawab, 'Ya, belum pernah<br />
datang seorang laki-laki yang<br />
(membawa seperti apa yang<br />
engkau bawa kecuali ia ditolak<br />
(dalam satu riwayat: disakiti /<br />
diganggu). Jika saya masih<br />
menjumpai masamu, maka saya<br />
akan menolongmu dengan<br />
pertolongan yang tangguh.'<br />
Tidak lama kemudian Waraqah<br />
meninggal dan wahyu pun<br />
bersela, [sehingga Nabi saw.<br />
bersedih hati karenanya -<br />
menurut riwayat yang sampai<br />
kepada kami[1] - dengan<br />
kesedihan yang amat dalam yang<br />
karenanya berkali-kali beliau<br />
pergi ke puncak-puncak gunung<br />
untuk menjatuhkan diri dari<br />
sana. Maka, setiap kali beliau<br />
sudah sampai di puncak dan<br />
hendak menjatuhkan dirinya,<br />
Malaikat Jibril menampakkan diri<br />
kepada beliau seraya berkata,<br />
'Wahai Muhammad,<br />
sesungguhnya engkau adalah<br />
Rasul Allah yang sebenarnya.'<br />
Dengan demikian, tenanglah<br />
hatinya dan mantaplah jiwanya.<br />
Kemudian beliau kembali<br />
pulang. Apabila dalam masa<br />
yang lama tidak turun wahyu,<br />
maka beliau pergi ke gunung<br />
seperti itu lagi. Kemudian setelah<br />
sampai di puncak, maka Malaikat<br />
Jibril menampakkan diri kepada<br />
beliau seraya berkata seperti<br />
yang dikatakannya pada<br />
peristiwa yang lalu -<br />
6/68]." [Namus (yang di sini<br />
diterjemahkan dengan Malaikat<br />
Jibril) ialah yang mengetahui<br />
rahasia sesuatu yang tidak<br />
diketahui oleh orang lain 124/4].<br />
4. Ibnu Abbas r.a. berkata,<br />
"Rasulullah saw. adalah orang<br />
yang paling suka berderma<br />
[dalam kebaikan 2/228], dan<br />
paling berdermanya beliau<br />
adalah pada bulan Ramadhan<br />
ketika Jibril menjumpai beliau. Ia<br />
menjumpai beliau pada setiap<br />
malam dari [bulan 6/102]<br />
Ramadhan [sampai habis bulan<br />
itu], lalu Jibril bertadarus Al-<br />
Qur'an dengan beliau. Sungguh<br />
Rasulullah saw. adalah [ketika<br />
bertemu Jibril - 4/81] lebih<br />
dermawan dalam kebaikan<br />
daripada angin yang dilepas."<br />
Catatan Kaki:<br />
[1] Saya (Al-Albani) berkata,<br />
"Yang berkata, 'Menurut riwayat<br />
yang sampai kepada kami"<br />
adalah Ibnu Syihab az-Zuhri,<br />
perawi asli hadits ini dari Urwah<br />
bin Zubair dari Aisyah. Maka,<br />
perkataannya ini memberi kesan<br />
bahwa tambahan ini tidak<br />
menurut syarat Shahih Bukhari,<br />
karena ini dari penyampaian az-<br />
Zuhri sendiri, sehingga tidak<br />
maushul, sebagaimana dikatakan<br />
oleh al-Hafizh dalam Fathul Bari.<br />
Karena itu, harap diperhatikan!"Ashabul Firdaushttp://www.blogger.com/profile/06536255131294285433noreply@blogger.com0